Ingin menyaksikan
langsung perayaan hari besar masyarakat Bali? Datanglah ke Bali saat
Hari Raya Galungan dan Kuningan. Kepercayaan Hindu yang dianut sebagian
besar masyarakat Bali mengusung ritual unik yang masih dipegang hingga
sekarang. Hal tersebut membuat kebudayaan Bali memiliki ciri khas adat
lokal yang cukup kuat di mata wisatawan. Nah, momen perayaan Galungan
maupun Kuningan merupakan saat yang pas jika Anda ingin berinteraksi
langsung dengan budaya lokal Bali.
Hari Raya Galungan
merupakan salah satu upacara agama Hindu sebagai simbol kemenangan
dharma (kebaikan) melawan adharma (kejahatan). Perayaan Galungan
diperingati setiap 210 hari sekali menurut penanggalan Hindu dan selalu
dirayakan pada hari Rabu. Uniknya, Hari Raya Galungan ternyata berkaitan
erat dengan Hari Raya Kuningan. Rangkaian perayaan Galungan yang
diadakan selama 10 hari berturut – turut ditutup dengan Hari Raya
Kuningan pada puncaknya. Itulah mengapa ucapan selamat bagi yang
merayakannya adalah dengan kalimat “Selamat Hari Raya Galungan dan
Kuningan”
Ciri khas perayaan
Galungan di Bali adalah selama periode perayaan Galungan Pulau Bali akan
‘dihias’ dan tampak meriah. Anda akan melihat deretan penjor di sepanjang jalan Pulau Bali serta di dekat pintu masuk rumah penduduk. Penjor merupakan tiang bambu dengan ujungnya melengkung yang dihiasi janur (daun kelapa). Bagi masyarakat Bali, penjor merupakan simbol ‘Gunung’ yang memberikan keselamatan dan kesejahteraan.
Rangkaian perayaan
Galungan dimulai dari tiga hari sebelum Hari Raya Galungan. Diawali
dengan ritual Penyekeban pada H-3, kemudian Penyajahan di H-2, dan
terakhir Penampahan Galungan pada H-1 Galungan. Semua ritual tersebut
dilakukan sebagai persiapan untuk merayakan Galungan. Saat Hari Raya
Galungan, umat Hindu Bali akan mendatangi pura – pura yang di sekitar
rumah. Para wanita akan mengenakan kebaya warna warni khas Bali serta
membawa sesajen aneka rupa di kepala mereka.
Sehari setelah Galungan
merupakan saat bagi warga Hindu Bali untuk bersilaturahmi ke rumah
keluarga maupun kerabat sambil menyantap masakan khas Bali seperti
lawar. Selama Galungan biasanya diadakan upacara Ngelawang di desa –
desa dengan menggelar tarian Barong yang dimaksudkan untuk mengembalikan
keseimbangan antara yang baik dan jahat di dalam rumah.
Sebagai puncak perayaan
Galungan adalah Hari Raya Kuningan yang menandai kembalinya dewa dan
leluhur ke alam mereka sendiri. Sama seperti saat Galungan, saat
Kuningan warga Hindu Bali juga akan memadati pura untuk beribadah. Jika
penasaran, Anda boleh kok menyaksikan upacara perayaan Galungan maupun Kuningan dengan mendatangi pura.
Bila ingin berburu momen
foto upacara adat unik, datanglah ke beberapa desa berikut ini pada saat
Kuningan. Di Pura Petilan, Desa Kesiman, Denpasar, Anda Dapat melihat
Upacara Pengerebongan yang menyajikan tradisi ngurek yaitu menusuk diri dengan menggunakan keris suci dalam keadaan trance atau kerauhan.
Tradisi unik lainnya adalah Perang Jempana di Kabupaten Klungkung.
Jempana adalah tandu yang membawa sesajen dan simbol dari dewata diarak
ke pura untuk didoakan. Perang Jempana itu sendiri ‘terjadi’ ketika para
pengarak jempana saling beradu dalam keadaan trance dengan iringan magis gamelan.
Menarik bukan? Jadi, segera atur jadwal untuk datang ke Bali saat
Galungan dan Kuningan. Di tahun 2014 ini, perayaan Galungan dan Kuningan
akan jatuh pada 20 – 22 Mei dan 30-31 Mei 2014.
Dan Jangan lupa...datang ke Hairbox Barbershop untuk mengubah gaya rambut anda yang lebih modis selama di Bali.
Salam Hangat Hairbox Barbershop
dari Pulau Bali